Ashraf Sinclair di Mata Daniel Mananta |
- Ashraf Sinclair di Mata Daniel Mananta
- Baharudin Djafar Mengunjungi Kantor Sinode GPM di Ambon
- General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru
- General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru
- General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru
- General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru
- General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru
Ashraf Sinclair di Mata Daniel Mananta Posted: 19 Feb 2020 07:22 AM PST JAKARTA, LELEMUKU.COM – Pembawa Acara Daniel Mananta mengungkapkan rasa dukacita atas meninggalnya Ashraf Sinclair yang merupakan suami dari Bunga Citra Lestari meninggal dunia di usia 40 tahun karena serangan jantung pada Selasa, 18 Februari 2020. "Sore kemarin di Pacific Place, gw ambil taxi untuk ke Indonesian Idol, dan ternyata Ashraf baru keluar dari taxi tersebut. Dia bilang, "bro, lo pasti mau ke RCTI ya!! Unge udah di sana, buruan, jangan telat! Have a good one bro!" Dan Gw gak pernah ngira, itu jadi kata2 terakhir buat Ashraf ke gw," tulis dia di media sosialnya. Daniel menuturkan kalau dirinya sangat bersedih hati saat mendengar kabar duka tersebut. Daniel menilai Ashraf Sinclair "Kita sama sama berdoa yah guys, untuk BCL Sinclair dan Noah Sinclair untuk kekuatan, ketabahan dan kesabaran di waktu yang sangat sulit ini. Rest in Peace Ashraf," tutupnya. Ashraf Sinclair menghembuskan nafas terakhir dini hari pada pukul 04.00 WIB. Ia lahir di London, Inggris, pada 18 September 1979. Adik dari model Aishah Sinclair ini mulai dikenal luas sejak berperan dalam film Gol dan Gincu (2005). Ashraf kemudian menikah dengan BCL pada 8 November 2008 di Masjid Al Bina Senayan, Jakarta. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Noah Sinclair. Ia kemudian melanjutkan karier aktingnya di Indonesia dengan membintangi film Saus Kacang (2008). Ashraf juga aktif berperan dalam sejumlah sinetron dan FTV. Total sudah 13 judul sinetron yang ia bintangi sejak 2008 hingga 2020. (Laura Sobuber) |
Baharudin Djafar Mengunjungi Kantor Sinode GPM di Ambon Posted: 19 Feb 2020 01:26 AM PST AMBON, LELEMUKU.COM – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku, Irjen Pol. Drs Baharudin Djafar, M.Si mengunjungi Kantor Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) dan langsung disambut oleh Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM didepan Kantor Sinode pada Rabu (19/02/2020). Pertemuan kurang lebih 30 menit bersama Ketua Sinode GPM pun berkaitan dengan konteks GPM, kontribusi Polri menjaga keamanan dan kestabilan masyarakat di Wilayah Provinsi Maluku. Kapolda Djafar pun berharap agar selalu sinergisitas antara pihaknya dan Polda Maluku tetap terjalin untuk kepentingan bersama. (SinodeGPM) |
General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru Posted: 18 Feb 2020 02:56 PM PST ![]() Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (16/2), perusahaan itu mengatakan berencana menurunkan angka penjualan, operasi teknik dan desain untuk merk Holden yang bersejarah di Australia dan Selandia Baru pada tahun 2021. Perusahaan itu juga berencana menjual pabrik Rayong di Thailand pada Great Walls Motors China dan menarik merk Chevrolet dari Thailand pada akhir tahun ini. "Ini merupakan keputusan yang sangat mengecewakan," ujar Karen Andrews, Menteri Urusan Industri, Sains dan Teknologi Australia. Ia mengatakan hal ini sangat disayangkan, tidak saja karena bakal ada sekitar 500 pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka, tetapi juga karena "mereka hanya memberitahu pemerintah tentang keputusan ini tepat sebelum pengumuman perusahaan itu." Dave Smith di Serikat Pekerja Manufaktur Australia juga menyampaikan kekecewaannya. Para pekerja di Holden mengira "mereka telah melalui masa terburuk, padahal bukan itu masalahnya," ujar Smith. "Bagi sebagian besar pekerja yang sudah lama dan setia pada perusahaan itu, mereka senang menjadi bagian dari industri mobil itu, dan kini merk mobil yang ikonik itu akan segera berakhir, dan ini berarti mereka kehilangan pekerjaan," tambahnya. General Motors mempekerjakan 828 orang di Australia dan Selandia Baru, dan sekitar 1.500 lainnya di Thailand. Di Thailand, keputusan menjual pabrik di Rayong, yang terletak di selatan Bangkok, mungkin akan menjadi kabar baik bagi pekerja di sana. Great Wall Motors, pabrik pembuat mobil jenis pickup dan SUV, mengatakan berniat memperluas operasinya di Asia Tenggara dengan menggunakan pabrik di Thailand sebagai markas utama. "Kami juga akan mempromosikan pengembangan rantai pasokan lokal, penelitian dan pengembangan, serta industri-industri terkait, serta memberikan lebih banyak kontribusi pada pemerintah lokal di Rayong dan sekaligus pemerintah Thailand," demikian ujar Wakil Presiden Great Wall Untuk Urusan Strategi Global, Liu Xiangshang. Thailand masih bertekad untuk menjadi "Detroit Asia," ujar juru bicara Kementerian Industri Krichanont Iyapunya. Ditambahkannya, penutupan dan pembukaan pabrik-pabrik itu berlangsung secara hampir bersamaan. "Industri otomotif harus dapat beradaptasi," ujar Krishanont. Sepanjang tahun lalu General Motors telah berjuang keras di Asia. Operasi internasionalnya, yang mencakup China, telah merugi hingga 200 juta dolar tahun lalu, termasuk 100 juta dolar pada kwartal keempat lalu. (VOA) |
General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru Posted: 18 Feb 2020 02:56 PM PST ![]() Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (16/2), perusahaan itu mengatakan berencana menurunkan angka penjualan, operasi teknik dan desain untuk merk Holden yang bersejarah di Australia dan Selandia Baru pada tahun 2021. Perusahaan itu juga berencana menjual pabrik Rayong di Thailand pada Great Walls Motors China dan menarik merk Chevrolet dari Thailand pada akhir tahun ini. "Ini merupakan keputusan yang sangat mengecewakan," ujar Karen Andrews, Menteri Urusan Industri, Sains dan Teknologi Australia. Ia mengatakan hal ini sangat disayangkan, tidak saja karena bakal ada sekitar 500 pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka, tetapi juga karena "mereka hanya memberitahu pemerintah tentang keputusan ini tepat sebelum pengumuman perusahaan itu." Dave Smith di Serikat Pekerja Manufaktur Australia juga menyampaikan kekecewaannya. Para pekerja di Holden mengira "mereka telah melalui masa terburuk, padahal bukan itu masalahnya," ujar Smith. "Bagi sebagian besar pekerja yang sudah lama dan setia pada perusahaan itu, mereka senang menjadi bagian dari industri mobil itu, dan kini merk mobil yang ikonik itu akan segera berakhir, dan ini berarti mereka kehilangan pekerjaan," tambahnya. General Motors mempekerjakan 828 orang di Australia dan Selandia Baru, dan sekitar 1.500 lainnya di Thailand. Di Thailand, keputusan menjual pabrik di Rayong, yang terletak di selatan Bangkok, mungkin akan menjadi kabar baik bagi pekerja di sana. Great Wall Motors, pabrik pembuat mobil jenis pickup dan SUV, mengatakan berniat memperluas operasinya di Asia Tenggara dengan menggunakan pabrik di Thailand sebagai markas utama. "Kami juga akan mempromosikan pengembangan rantai pasokan lokal, penelitian dan pengembangan, serta industri-industri terkait, serta memberikan lebih banyak kontribusi pada pemerintah lokal di Rayong dan sekaligus pemerintah Thailand," demikian ujar Wakil Presiden Great Wall Untuk Urusan Strategi Global, Liu Xiangshang. Thailand masih bertekad untuk menjadi "Detroit Asia," ujar juru bicara Kementerian Industri Krichanont Iyapunya. Ditambahkannya, penutupan dan pembukaan pabrik-pabrik itu berlangsung secara hampir bersamaan. "Industri otomotif harus dapat beradaptasi," ujar Krishanont. Sepanjang tahun lalu General Motors telah berjuang keras di Asia. Operasi internasionalnya, yang mencakup China, telah merugi hingga 200 juta dolar tahun lalu, termasuk 100 juta dolar pada kwartal keempat lalu. (VOA) |
General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru Posted: 18 Feb 2020 02:56 PM PST ![]() Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (16/2), perusahaan itu mengatakan berencana menurunkan angka penjualan, operasi teknik dan desain untuk merk Holden yang bersejarah di Australia dan Selandia Baru pada tahun 2021. Perusahaan itu juga berencana menjual pabrik Rayong di Thailand pada Great Walls Motors China dan menarik merk Chevrolet dari Thailand pada akhir tahun ini. "Ini merupakan keputusan yang sangat mengecewakan," ujar Karen Andrews, Menteri Urusan Industri, Sains dan Teknologi Australia. Ia mengatakan hal ini sangat disayangkan, tidak saja karena bakal ada sekitar 500 pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka, tetapi juga karena "mereka hanya memberitahu pemerintah tentang keputusan ini tepat sebelum pengumuman perusahaan itu." Dave Smith di Serikat Pekerja Manufaktur Australia juga menyampaikan kekecewaannya. Para pekerja di Holden mengira "mereka telah melalui masa terburuk, padahal bukan itu masalahnya," ujar Smith. "Bagi sebagian besar pekerja yang sudah lama dan setia pada perusahaan itu, mereka senang menjadi bagian dari industri mobil itu, dan kini merk mobil yang ikonik itu akan segera berakhir, dan ini berarti mereka kehilangan pekerjaan," tambahnya. General Motors mempekerjakan 828 orang di Australia dan Selandia Baru, dan sekitar 1.500 lainnya di Thailand. Di Thailand, keputusan menjual pabrik di Rayong, yang terletak di selatan Bangkok, mungkin akan menjadi kabar baik bagi pekerja di sana. Great Wall Motors, pabrik pembuat mobil jenis pickup dan SUV, mengatakan berniat memperluas operasinya di Asia Tenggara dengan menggunakan pabrik di Thailand sebagai markas utama. "Kami juga akan mempromosikan pengembangan rantai pasokan lokal, penelitian dan pengembangan, serta industri-industri terkait, serta memberikan lebih banyak kontribusi pada pemerintah lokal di Rayong dan sekaligus pemerintah Thailand," demikian ujar Wakil Presiden Great Wall Untuk Urusan Strategi Global, Liu Xiangshang. Thailand masih bertekad untuk menjadi "Detroit Asia," ujar juru bicara Kementerian Industri Krichanont Iyapunya. Ditambahkannya, penutupan dan pembukaan pabrik-pabrik itu berlangsung secara hampir bersamaan. "Industri otomotif harus dapat beradaptasi," ujar Krishanont. Sepanjang tahun lalu General Motors telah berjuang keras di Asia. Operasi internasionalnya, yang mencakup China, telah merugi hingga 200 juta dolar tahun lalu, termasuk 100 juta dolar pada kwartal keempat lalu. (VOA) |
General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru Posted: 18 Feb 2020 02:56 PM PST ![]() Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (16/2), perusahaan itu mengatakan berencana menurunkan angka penjualan, operasi teknik dan desain untuk merk Holden yang bersejarah di Australia dan Selandia Baru pada tahun 2021. Perusahaan itu juga berencana menjual pabrik Rayong di Thailand pada Great Walls Motors China dan menarik merk Chevrolet dari Thailand pada akhir tahun ini. "Ini merupakan keputusan yang sangat mengecewakan," ujar Karen Andrews, Menteri Urusan Industri, Sains dan Teknologi Australia. Ia mengatakan hal ini sangat disayangkan, tidak saja karena bakal ada sekitar 500 pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka, tetapi juga karena "mereka hanya memberitahu pemerintah tentang keputusan ini tepat sebelum pengumuman perusahaan itu." Dave Smith di Serikat Pekerja Manufaktur Australia juga menyampaikan kekecewaannya. Para pekerja di Holden mengira "mereka telah melalui masa terburuk, padahal bukan itu masalahnya," ujar Smith. "Bagi sebagian besar pekerja yang sudah lama dan setia pada perusahaan itu, mereka senang menjadi bagian dari industri mobil itu, dan kini merk mobil yang ikonik itu akan segera berakhir, dan ini berarti mereka kehilangan pekerjaan," tambahnya. General Motors mempekerjakan 828 orang di Australia dan Selandia Baru, dan sekitar 1.500 lainnya di Thailand. Di Thailand, keputusan menjual pabrik di Rayong, yang terletak di selatan Bangkok, mungkin akan menjadi kabar baik bagi pekerja di sana. Great Wall Motors, pabrik pembuat mobil jenis pickup dan SUV, mengatakan berniat memperluas operasinya di Asia Tenggara dengan menggunakan pabrik di Thailand sebagai markas utama. "Kami juga akan mempromosikan pengembangan rantai pasokan lokal, penelitian dan pengembangan, serta industri-industri terkait, serta memberikan lebih banyak kontribusi pada pemerintah lokal di Rayong dan sekaligus pemerintah Thailand," demikian ujar Wakil Presiden Great Wall Untuk Urusan Strategi Global, Liu Xiangshang. Thailand masih bertekad untuk menjadi "Detroit Asia," ujar juru bicara Kementerian Industri Krichanont Iyapunya. Ditambahkannya, penutupan dan pembukaan pabrik-pabrik itu berlangsung secara hampir bersamaan. "Industri otomotif harus dapat beradaptasi," ujar Krishanont. Sepanjang tahun lalu General Motors telah berjuang keras di Asia. Operasi internasionalnya, yang mencakup China, telah merugi hingga 200 juta dolar tahun lalu, termasuk 100 juta dolar pada kwartal keempat lalu. (VOA) |
General Motors Siap Keluar dari Thailand, Australia dan Selandia Baru Posted: 18 Feb 2020 02:56 PM PST ![]() Dalam sebuah pernyataan hari Minggu (16/2), perusahaan itu mengatakan berencana menurunkan angka penjualan, operasi teknik dan desain untuk merk Holden yang bersejarah di Australia dan Selandia Baru pada tahun 2021. Perusahaan itu juga berencana menjual pabrik Rayong di Thailand pada Great Walls Motors China dan menarik merk Chevrolet dari Thailand pada akhir tahun ini. "Ini merupakan keputusan yang sangat mengecewakan," ujar Karen Andrews, Menteri Urusan Industri, Sains dan Teknologi Australia. Ia mengatakan hal ini sangat disayangkan, tidak saja karena bakal ada sekitar 500 pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka, tetapi juga karena "mereka hanya memberitahu pemerintah tentang keputusan ini tepat sebelum pengumuman perusahaan itu." Dave Smith di Serikat Pekerja Manufaktur Australia juga menyampaikan kekecewaannya. Para pekerja di Holden mengira "mereka telah melalui masa terburuk, padahal bukan itu masalahnya," ujar Smith. "Bagi sebagian besar pekerja yang sudah lama dan setia pada perusahaan itu, mereka senang menjadi bagian dari industri mobil itu, dan kini merk mobil yang ikonik itu akan segera berakhir, dan ini berarti mereka kehilangan pekerjaan," tambahnya. General Motors mempekerjakan 828 orang di Australia dan Selandia Baru, dan sekitar 1.500 lainnya di Thailand. Di Thailand, keputusan menjual pabrik di Rayong, yang terletak di selatan Bangkok, mungkin akan menjadi kabar baik bagi pekerja di sana. Great Wall Motors, pabrik pembuat mobil jenis pickup dan SUV, mengatakan berniat memperluas operasinya di Asia Tenggara dengan menggunakan pabrik di Thailand sebagai markas utama. "Kami juga akan mempromosikan pengembangan rantai pasokan lokal, penelitian dan pengembangan, serta industri-industri terkait, serta memberikan lebih banyak kontribusi pada pemerintah lokal di Rayong dan sekaligus pemerintah Thailand," demikian ujar Wakil Presiden Great Wall Untuk Urusan Strategi Global, Liu Xiangshang. Thailand masih bertekad untuk menjadi "Detroit Asia," ujar juru bicara Kementerian Industri Krichanont Iyapunya. Ditambahkannya, penutupan dan pembukaan pabrik-pabrik itu berlangsung secara hampir bersamaan. "Industri otomotif harus dapat beradaptasi," ujar Krishanont. Sepanjang tahun lalu General Motors telah berjuang keras di Asia. Operasi internasionalnya, yang mencakup China, telah merugi hingga 200 juta dolar tahun lalu, termasuk 100 juta dolar pada kwartal keempat lalu. (VOA) |
You are subscribed to email updates from #Lelemuku | Berita Lelemuku - Berita Terbaru dan Terkini. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |