Tuesday, February 18, 2020

12:46 AM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Cartes Asbit Rangotwat Nilai Nelson Lethulur Buat Berita Hoax.

Cartes Asbit Rangotwat Nilai Nelson Lethulur Buat Berita Hoax


Cartes Asbit Rangotwat Nilai Nelson Lethulur Buat Berita Hoax

Posted: 17 Feb 2020 03:56 AM PST

SAUMLAKI – Pengacara di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Cartes Asbit Rangotwat, SH., MH menyebutkan bahwa salah satu anggota Komisi A (DPRD) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tanimbar, Nelson Lethulur telah membuat berita bohong atau hoax tentang penggunaan dana hibah dari Pemerintah Daerah (Pemda) Tanimbar saat dirinya menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Mahasiswa Maluku Tenggara Barat (MTB) di Surabaya pada tahun 2015 dan 2016 lalu.

Ia menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dirinya luruskan, dimana Lethulur menyebutkan saat itu dirinya berkedok presiden mahasiswa pada Universitas Merdeka Malang dan melakukan penggelapan dana yang diperuntukkan bagi para mahasiswa asal Bumi Duan Lolat ini. Selain itu Lethulur menuding bahwa dirinya telah menipu dan menodai kepercayaan Pemda Tanimbar.

"Saya mau luruskan dulu yang pertama, saya ini orang Maluku, Tanimbar dan Kristen pertama yang jadi presiden mahasiswa di Universitas Merdeka Malang periode 2010-2011. Kalau yang bersangkutan menyebutkan saya berkedok presiden mahasiswa artinya seolah-olah presiden mahasiswa kan, jadi dia salah besar, itu hoax," kata Rangotwat saat jumpa pres pada Minggu (16/02/2020).

Kemudian, terkait pemberitaan penggelapan dana beasiswa dirinya memaparkan bahwa dana bantuan Pemda Tanimbar saat masa kepemimpinan mantan Bupati Bitzael Temmar tersebut adalah merupakan dana hibah bukan beasiswa karena menurutya Pemda tidak pernah memberikan bantuan beasiswa kepada organisasi mahasiswa daerah untuk dikelolah, tetapi langsung kepada mahasiswa bersangkutan. Ia pun memaparkan dana hibah yang diberikan kepada pihaknya sebesar Rp50 juta di tahun 2015 dan Rp Rp100 juta di tahun 2016 saat itu pun digunakan untuk kepentigan organisasi lewat kegiatan di Tanimbar, Surabaya dan Jakarta.

"Saya sampaikan bahwa tentang presiden mahasiswa itu berbeda dengan jabatan saya yang kemudian dia tuduhkan bahwa saya gelapkan dana. Tahun 2015 hinggga 2017 saya menjadi ketua perhimpunan mahasiswa MTB di Surabaya. Jadi yag benar itu saya bukan sebagai presiden mahasiswa karena sudah selesai kuliah saat itu, tetapi sebagai ketua perhimpuann mahasiswa mtb di Surabaya," paparnya.

Sebelumnya, Nelson Lethulur kepada wartawan telah mengatakan bahwa dalam fungsi pengawasannya dia menemukan kejanggalan terutama mengenai pemberian beasiswa dari Pemkab Tanimbar kepada para mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi Malang.

Sebagai Sekretaris Komisi A, Lethulur mengungkapkan dari laporan dan aduan yang masuk kepihaknya, menyebutkan bahwa dana mahasiswa puluhan juta yang diberikan Pemkab kepada Rangotwat ternyata telah digelapkan. Dana itu menurut dia seharusnya diperuntukkan bagi para mahasiswa asal Bumi Duan Lolat ini. Bukan itu saja, CR menipu mahasiswa melainkan menipu dan menodai kepercayaan pemda kepada yang bersangkutan.

"Saya pertanyakan kinerja Inspektorat yang meloloskan pengawasan internal terhadap beasiswa yang selama ini digelapkan oleh oknum-oknum yang tidak bertangungjawab," tandas Lethulur, Jumat (14/2)

Oleh sebab itu, Lethulur meminta Inspektorat Tanimbar untuk segera memanggil Rangotwat dan mengaudit dana beasiswa tersebut sehingga kedepannya tidak boleh terjadi kecolongan seperti ini, baik kepada oknum atau dinas badan yang mengelola dana beasiswa ini. Apalagi diberikan kepada satu orang mengelolanya.

"Saya mempertanyakan kapasitas intelektual dia? Intelektual forcenya masuk kategori apa? Ya semoga di momen hari kasih sayang ini, CR bisa lebih penuh cinta untuk mempertangungjawabkan dana-dana beasiswa adik-adik kita di Tanimbar," tandasnya. (Albert Batlayeri)

Bangkitkan Minat Baca, 500 Siswa SMP Negeri 2 Tanimbar Selatan Kunjungi Perpustakaan Daerah

Posted: 16 Feb 2020 10:56 PM PST

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Sebanyak 500 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Tanimbar Selatan (Tansel) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku mengunjungi Perpustakaan Daerah (Perpusda) di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Tanimbar pada Kamis (13/02/2020).

Menurut Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 2 Tansel, Naomi Refualu, S.Pd bahwa kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan perpusda kepada para siswa dari Kelas VII hingga IX sekaligus menjalankan penilaian pendidikan karakter sesuai dengan kurikulum 2013 (K13).

Ia pun berharap selepas kunjungan itu, para siswa bisa langsung dilayani oleh dinas bersangkutan dalam pembuatan kartu perpustakan, sehingga para siwa bisa setiap saat mengunjungi perpusda dan mendapat sumber literasi sesuai kebutuhan belajar.

"Kegiatan ini untuk mebaca literasi sehingga siswa bisa mengenal dan mengaktulisasikan diri dalam mencintai buku dan bukan saja membaca, tetapi juga presentasi apa yang mereka baca. Ini kegiatan pertama dan pasti mereka akan datang kembali untuk membaca," harap Naomi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Tanimbar, Mesak Rahandekut, S.Pd., M.Pd sangat mengapresiasi SMP Negeri 2 Tansel yang dalam jumlah besar sudah mengunjungi Perpusda. Ia menyampaikan bahwa SMP Negeri 2 sudah sangat memahami fungi Perpusda sebagai sarana belajar yang bukan saja dilakukan pada jam-jam informal, selain di sekolah.

Ia pun mengajak seluruh sekolah yang ada di Tanimbar, secara khusus di wilayah Kota Saumlaki untuk memanfaatkan fasilitas dan literasi yang begitu banyak dari Perpusda.

"Saya lihat sangat positif bagi masyarakat Tanimbar, kita tahu persis bahwa membaca itu sangat penting apalagi di daerah kita ini. Karena satu-satunya sumber informasi yang ada di Tanimbar adalah perpustakaan ini, belum ada perpustakaan dimana-mana baik dari pihak swasta," ajak Rahandekut. (Laura Sobuber)

Polres MTB Berhasil Selesaikan Masalah Warga Desa Wowonda dan Kabiarat di Tanimbar

Posted: 16 Feb 2020 07:26 PM PST

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Maluku Tenggara Barat (MTB) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Kompol Lodevicus Tethool,S.H.M.H yang didampingi Kabag Ops Kompol H.Rumsory,S.Sos memimpin pelaksanaan rapat mediasi permasalahan antara warga Desa Wowonda dan Kabiarat Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) di ruang rapat Polres MTB pada Sabtu (15/2/2020).

Permasalahan tersebut dipicuh oleh kisah cinta antara remaja lelaki Desa Wowonda inisial DY dengan seorang remaja perempuan Desa Kabiarat inisial BS yang berujung terjadinya perkelahian pelajar dari kedua desa tersebut sehingga meluas sampai antar warga kedua desa.

Bergerak cepat, itulah yang dilakukan Polres MTB dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Para Pemerintah Desa (Pemdes) kedua desa, para pelajar yang terlibat perkelahian serta keluarga dari anak – anak pelajar tersebut, diundang untuk mengikuti rapat mediasi penyelesaian masalah dimaksud.

Dalam rapat mediasi, Waka Polres menyampaikan beberapa hal, diantaranya dirinya sangat sedih atas peristiwa yang terjadi, karena kedua desa baik Wowonda dan Kabiarat sesuai tatanan adat istiadat dari para leluhur yang dimana kedua desa adalah saudara ibarat kaka dan adik.

Ia pun meminta untuk jangan pernah menyelesaikan suatu permasalahan dengan kekerasan namun serahkanlah untuk ditangani secara hukum, tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, laporkan kepada pihak terkait apabila ada permasalahan.

Pemerintah desa jangan menjadi provokator atau pemicu dari suatu permasalahan serta kesadaran bersama, baik pemerintah desa, tua – tua adat,tokoh pemuda,tokoh masyarakat, ketua rukun untuk menjaga situasi kamtibmas didalam desa.

"Situasi aman sangat dibutuhkan Pemerintah guna untuk kelanjutan pembangunan, adanya hubungan keluarga,sehingga permasalahan ini diselesaikan secara adat istiadat dan belajar terus, sehingga kelak nanti akan menjadi tuan di Negeri sendiri," pinta Tethool.

Sementara itu, dari kegiatan mediasi tersebut adanya hubungan keluarga, maka kedua desa bersepakat untuk berdamai dan diselesaikan secara adat. Diakhir kegiatan,saling berpelukan dan meneteskan air mata antara kedua warga desa, selama kegiatan mediasi, situasi berlangsung baik, aman dan lancar. (HumasPolresMTB)

Duduk Lesehan, Widya Murad Ismail Makan Bersama Anak-Anak Stunting di Kufar

Posted: 16 Feb 2020 02:56 PM PST

KUFAR, LELEMUKU.COM – Siang itu, Selasa 11 Februari 2020, terik matahari terasa menusuk kulit. Kufar Pantai, perkampungan nelayan yang berjarak 54 kilometer dari Bula, ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur tampak bersolek. Sebelum masuk ke area kampung, kiri-kanan jalan penuh dengan baliho ucapan selamat datang Gubernur Maluku dan Duta Parenting (Perangi Stunting) Provinsi Maluku.

Kampung di Kecamatan Tutuktolu yang berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku ditemukan 52 kasus anak-anak mengidap stunting atau gizi kronis ini, siang itu ramai sekali. Hampir semua penduduknya keluar dari rumah. Anak-anak sekolah berdiri berjejer membentuk pagar hidup. Selepas itu, para tokoh masyarakat berdiri menyambut kedatangan tamu yang ditunggu.

Meskipun dalam kesederhanaan, sambutan masyarakat begitu riuh dan meriah. Setidaknya ada delapan group tari-tarian dan group menyanyi menyambut kedatangan para tamu, sejak turun dari mobil hingga berjalan kaki menuju lokasi acara yang berjarak kurang dari 150 meter. Perjalanan kaki gubernur menuju lokasi acara beserta rombongan, diiringi tabuhan tifa dan rebana.

Hadirnya Duta Parenting Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, dalam kunjungan kali ini agak berbeda dari kunjungan-kunjungan sebelumnya saat ia turun ke daerah locus stunting. Kali ini, ikut pula sang suami, Gubernur Maluku Murad Ismail, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Sekda Maluku Kasrul Selang, para pimpinan OPD di lingkup Pemprov Maluku, juga para pimpinan Balai UPT Kementerian PUPR di wilayah Maluku. Ikut pula Bupati dan Wakil Bupati Seram Bagian Timur beserta jajarannya.

Dalam kunjungan kali ini, Widya turun langsung berdialog dengan anak-anak stunting beserta orang tuanya. Selain memberikan pengarahan terkait pentingnya pemenuhan gizi seimbang untuk tumbuh kembang anak, Widya duduk lesehan di lantai dan makan bersama dengan mereka. Ia tampak menikmati, saat menyuapi satu per satu anak-anak stunting.

'"Ibu-ibu harus biasakan anak untuk makan makanan bergizi. Tidak perlu mahal, yang penting sehat. Harus ada ikan, dan sayur," imbau Widya.

Ia menyarankan kepada orang tua untuk tidak selalu membiasakan anak-anak mereka mengkonsusmi mie instan dan cemilan yang tidak sehat. Selain itu, dia mengajak agar pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam sayur-mayur.

"Ada bantuan bibit sayur yang akan saya serahkan. Kalau bisa ibu-ibu dapat menamnya di pekarangan rumah agar mudah memperoleh sayur untuk keperluan masak keluarga," ajaknya.

Widya cukup lama berdialog dan menanyakan apa penyebab sehingga anak-anak penderita stunting di Kufar cukup tinggi. Terungkap dalam dialog itu, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak termasuk 1000 hari kehidupan anak sejak dalam kandungan.

Usai berdialog Widya menyampaikan, permasalahan stunting disebabkan oleh pola makan yang tidak terbiasa dengan asupan makanan bergizi dan seimbang buat anak.

"Ternyata anak-anak mereka tidak terbiasa makan sayur. Tadi saya coba suapin, saya lihat reaksi anak-anak, dia ngeh. Itu artinya dia tidak terbiasa makan sayur di rumah," ungkap Widya.

Ia berharap, kunjungannya ke locus-locus stunting dan berinterkasi langsung dengan para orang tua yang anaknya menderita stunting, secara bertahap bisa merubah perilaku hidup mereka.

"Kita harus turun agar kita bisa mengedukasi mereka, mensosoalisaikan betapa pentingnya sayur dan makan ikan, apalagi daerah ini juga kampung nelayan," jelas Widya.

Dikatakannya tahun 2018, angka stunting di Maluku masih cukup tinggi yakni, 34 persen. Dengan demikian, dari 10 anak, terdapat 3 sampai 4 kasus anak yang menderita stunting.

"Apa yang saya lakukan ini bagian dari upaya untuk perangi stunting. Kita turun dan langsung mengedukasi para orang tua dan ibu hamil, karena ketidaktahuan mereka bahwa perlunya gizi yang seimbang bagi anak," tandas Bunda PAUD Maluku ini.

Dokter Spesialis Anak, Dwi Murti, yang tergabung dalam Tim Kesehatan Provinsi Maluku, mengakui, jumlah anak stunting di Desa Kufar mencapai 52 anak, dan 2 anak gizi buruk.

"Anak-anak ini sudah ditangani oleh dinas kesehatan kabupaten, dan sekarang dalam tahap pembinaan," kata Murti.

Stunting, kata dia, bukan hanya tentang kerdil atau pendeknya fisik anak, tapi juga cara berpikirnya. Karena itu, penangananya tidak hanya bisa dengan medis.

"Penanganannya harus komprehensif, mulai dari pendidikan dan sosial, untuk tumbuh kembangnya di kemudian hari, dan dari kesehatan untuk mengoptimalkan kondisinya yang sudah stunting," jelasnya.

Dia menambahkan, permasalahan stunting juga bukan hanya disebabkan pola makan anak setelah mereka lahir. Kontribusi besarnya juga saat masih masa kehamilan.

"Saat kehamilan, bisa saja ibunya tidak memperhatikan asupan gizi saat makan," paparnya.

Sepekan sebelum kunjungan Widya sebagai Duta Parenting Maluku ke kabupaten berjuluk Ita Wotu Nusa itu, telah dilakukan bakti kesehatan oleh Tim Kesehatan Provinsi Maluku di kabupaten itu melibatkan dokter spesialis anak, dokter spesialis gizi, doktef spesialis jiwa anak, dan psikolog.

Saat tiba di Kufar, Widya menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat. Bantuan yang diserahkan yakni sarana cuci tangan dari Balai Cipta Karya kepada Madrasah dan PAUD setempat, bantuan timbangan bayi dan tikar ukur untuk Posyandu, bibit mangga okulasi, alat kesehatan, bantuan KIT ibu hamil, KIT bayi baru lahir, PMT untuk balita dan ibu hamil KEK, bantuan bina keluarga balita kepada kader pembina keluarga balita, bantuan hibah bagi PAUD, serta bantuan bibit sayur-sayuran. (HumasMaluku)

Murad Ismail Resmikan Sejumlah Proyek di Seram Bagian Timur

Posted: 16 Feb 2020 02:56 PM PST

KUFAR, LELEMUKU.COM – Gubernur Maluku, Murad Ismail, dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), meresmikan sejumlah proyek dan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat setempat.

Peresmian proyek pemerintah yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dilakukan oleh Gubernur saat berkunjung ke Desa Kufar, Kecamatan Tutuktolu, Selasa (11/2).

Di Kufar, Gubernur juga menyerahkan bantuan dana BUMDes, Sertifikat dan Bantuan Rumah Layak Huni, Life Jaket, Alat Pertanian (pengolahan pangan lokal sagu), dan bantuan pembangunan rumah ibadah.

Gubernur meresmikan dan menandatangani prasasti tiga proyek jembatan di ruas Jalan Nasional Trans Seram yakni Jembatan Wai Artafela (Kecamatan Kiandarat), Jembatan Tatalas (Kecamatan Pulau Gorom), dan Jembatan Wai Suru (Kecamatan Siritaun Wida Timur).

"Semoga proyek pemerintah yang dibangun di SBT ini bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak," katanya.

Selain tiga jembatan itu, ada juga proyek Sarana dan Prasarana Air Baku di Negeri Miran Raya, Kecamatan Pulau Gorom, dan Progam Pamsimas III yakni penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat untuk 26 desa yang tersebar di Kecamatan Wakate, Gorom Timur, Pulau Gorom, Tutuktolu, Siwalalat, Kian Darat, dan Kecamatan Seram Timur.

Di kesempatan itu, Gubernur juga mengajak seluruh instansi vertikal dan OPD Provinsi Maluku untuk mempercepat program Pembangunan dalam rangka membuka keterisolasian wilayah di kabupaten berjuluk Ita Wotu Nusa ini. "Terutama untuk wilayah-wilayah yang selama ini belum terjamah oleh program pembangunan secara berkelanjutan," pesan purnawirawan polisi berpangkat Irjen Pol ini.

Ia berpesan, untuk membangun Maluku, jangan pernah merasah jenuh. Untuk itu, koordinasi dan kolaborasi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. "Ini sangat penting untuk membangun Maluku, khususnya kabupaten SBT," jelasnya.

Di kesempatan itu juga, mantan Komandan Korps Brimob Polri ini meminta agar tata kelola Dana Desa perlu dilakukan secara baik dan tertanggungjawab demi pembangunan di desa-desa.

"Pak bupati, Dana Desa itu dikasih pendampingan yang benar, karena Dana Desa tujuannya untuk membangun desa seperti drainase, jalan-jalan setapak dan lainnya," imbaunya.

Dari tahun ke tahun, kata Gubernur, Maluku belum maksimal dalam penyerapan dan realisasi penggunaan Dana Desa. Bahkan sampai saat ini, lanjut dia, masih banyak Dana Desa yang aparatur desanya tidak tahu apa yang mau mereka kerjakan. Untuk itu, dia meminta agar pejabat terkait diberikan pendampingan.

"Dana Desa diberikan ke desa untuk membangun desa dan mengupah masyarakat desa yang mengerjakannya, tidak panggil orang dari luar untuk bekerja. Jadi harus ada pendampingan yang baik," pintanya.

Dia menegaskan, tidak akan segan-segan untuk mempersoalkan apabila ada pejabat yang memotong Dana Desa.

'Kasihan masyarakat desanya. Jadi, kalau ada yang mau main-main dengan Dana Desa, saya bisa persoalkan nanti," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan bahwa tugas Gubernur sebagai kepala daerah, termasuk Bupati yakni dua plus satu. Pertama, kepala daerah harus mampu mengentaskan kemiskinan. Kedua, kepala daerah harus bisa mensejahterahkan rakyatnya. Plus satunya adalah, kepala daerah harus mampu menjaga dan mempertahankan sumberdaya alam yang ada untuk dinikmati oleh generasi sekarang dan akan datang.

"Jadi Bupati juga harus mampu mengentaskan kemiskinan, dan harus mampu mensejahterakan masyarakatnya. Buka tugas kepala daerah itu hanya mengurusi APBD," ujarnya.

Peremian dan penandatanganan sejumlah proyek pemerintah di SBT yang dilakukan oleh Gubernur itu dihadiri oleh sejumlah pejabat penting yakni Ketua DPRD Maluku, Sekda Maluku, para pimpinan OPD di lingkup Provinsi Maluku, para pimpinan Balai UPT Kementerian PUPR di wilayah Maluku, Bupati dan wakil Bupati SBT bersama jajarannya, serta masyarakat. (HumasMaluku)

Angel Karamoy Sebut Lovely dan Junio Rumangkang Adalah Dunianya

Posted: 16 Feb 2020 11:56 AM PST

MANADO, LELEMUKU.CON – Artis Indonesia Timur asal Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Angel Karamoy menyebutkan bahwa kedua anaknya, Lovely dan Junuo Rumangkang adalah segalanya untuk dia.

Terlihat dari beberapa unggahan, ibu dua anak ini sangat bahagia membagikan foto-foto kebersamaan bersama buah cintanya dengan mantan suami, Steven McJames Rumangkang.

"Duniaku, Hatiku, Segalanya," tulis dia ditambah imotikon keluarga dan hati berwarna merah saat dikutip Lelemuku.com. (Laura Sobuber)