Sunday, April 4, 2021

11:53 PM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dili Terendam Banjir Akibat Sungai Comoro Meluap, 11 Orang Tewas.

Dili Terendam Banjir Akibat Sungai Comoro Meluap, 11 Orang Tewas


Dili Terendam Banjir Akibat Sungai Comoro Meluap, 11 Orang Tewas

Posted: 04 Apr 2021 08:46 AM PDT

Dili Terendam Banjir Akibat Sungai Comoro Meluap, 11 Orang Tewas.lelemuku.com.jpg

DILI, LELEMUKU.COM - Banjir besar melanda Kota Dili, Ibukota Timor Leste setelah hujan deras selama tiga hari terakhir mulai dari Jumat 2 April - Minggu, 4 April 2021.

Menurut informasi yang dihimpun, korban tewas terkait banjir mencapai 11 orang. Sementara ratusan keluarga telah terdampak di berbagai bagian kota itu, terutama di kawasan yang berada didekat bantaran sungai Comoro yang meluap.

Banyak sungai dilaporkan meluap. Sejumlah rumah, bangunan komersial, dan ruas jalan terendam banjir terutama di Avenida de Portugal dan jalan yang menghubungkan Dili ke Aileu, yang terletak di selatan kota tersebut.

Pemerintah setempat menyatakan, gangguan sarana transportasi diantaranya jalan dan jembatan akibat banjir diperkirakan terus terjadi sampai hujan dari bibit badai siklon menjauh dari kawasan Nusa Tenggara Timur.

Para pejabat telah menyatakan Dili itu sebagai "kota zona bencana" sebab hujan deras diperkirakan akan turun lebih lanjut di daerah tersebut hingga beberapa hari kedepan.

Akibat genangan di permukaan mengakibatkan pemerintah untuk sementara waktu menutup penerbangan di bandara regional, termasuk Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato (DIL). (Albert Batlayeri)

Raditya Jati Ungkap 41 Korban Tewas Bencana di Adonara Telah Terverifikasi BNPB

Posted: 04 Apr 2021 08:00 AM PDT

Raditya Jati Ungkap 41 Korban Tewas Bencana di Adonara Telah Terverifikasi BNPB.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menyatakan pihaknya telah berhasil mengidentifikasi 41 korban tewas akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di 4 kecamatan di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 April 2021.

Dikatakan total korban jiwa sementara yang berhasil dihimpun dan diverifikasi BNPB adalah 41 orang Meninggal Dunia, 9 orang luka-luka, 27 orang hilang dan 49 kepala keluarga  (KK) terdampak di 4 kecamatan yakni Adonara Barat, Adonara Timur, Wotan Ulumado dan Ile Boleng. Dengan mayoritas korban jiwa terdapat di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng.

Dikatakan saat ini pihaknya mendapatkan informasi adanya bencana di 7 desa di 4 kecamatan, yakni Desa Nelelamandike di Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Adonara Timur, Desa Oyangbarang dan desa Pandai di Wotan Ulumado, serta Desa Waiwadan dan Desa Duwanur di Adonara Barat

Raditya menyatakan kerugian materil yang Puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Nele Lamadike, Pemukiman warga sekitar di 4 kecamatan hanyut terbawa banjir, 5 jembatan putus dan puluhan rumah terendam banjir di Adonara Barat.

Dikatakan, selain melakukan pencarian korban hilang, Pihaknya juga berusaha memberikan bantuan logistik kepada para korban dan pengungsi di Pulau Adonara yang akses satu-satunya adalah penyebrangan laut dari Larantuka ke Pulau Adonara. Dengan halangan hujan, angin dan gelombang sehingga pelayaran tidak diperbolehkan.

Sebelumnya Wakil Bupati (Wabup) Flotim, Agustinus Payong Boli melaporkan total korban jiwa sementara akibat banjir bandang dan tanah longsor di 3 kecamatan yang dihimpun sudah mencapai 60 orang.

"Korban terbanyak berasal dari Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, sebanyak 55 orang meninggal dunia dengan 36 orang telah dievakuasi, sementara lainnya masih tertimbun didalam tumpukan longsoran," kata dia pada malam hari.

Wabup melanjutkan 4 orang meninggal dari Kelurahan Waiwerang Kota, Kecamatan Adonara Timur telah dievakuasi oleh Tim SAR dan masyarakat. 1 meninggal di Desa Tobilota, Kecamatan Wotan Ulomado. Sementara 3 orang dari Desa Riang Baran, Kecamatan Wotan Ulomado masih dalam proses pencarian.
 
Dikatakan upaya penanggulangan bencana banjir bandang dan longsor di Flotim ini terhalang dengan akses jalan dan 4 jembatan yang terputus sehingga pihaknya menggunakan upaya bersama dengan masyarakat guna membangun akses darurat yang dipergunakan sebagai jalur bantuan.

"Pemerintah, TNI, Polri dan masyarakat saling bersatu, alat berat telah dikerahkan meskipun kami terhambat akses, apalagi dengan jaringan mati," ujar dia.

"Kami butuh perhatian Presiden Jokowi bersama jajaran terkait agar mengintervensi secepat mungkin penaganan darurat membantu kami. Kami butuh sarana-transportasi karena kalau mengandalkan kemampuan daerah, kami tidak mampu," kata dia Agustinus Payong Boli. (Albert Batlayeri)

Agustinus Payong Boli Ungkap 60 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur

Posted: 04 Apr 2021 06:58 AM PDT

Agustinus Payong Boli Ungkap 60 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur.lelemuku.com.jpg

LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Wakil Bupati Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Agustinus Payong Boli melaporkan total korban jiwa sementara akibat banjir bandang dan tanah longsor di 3 kecamatan yang terjadi pada Minggu (4/4/2021) dini hari pukul 01.00 WIT sudah mencapai 60 orang.

"Korban terbanyak berasal dari Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, sebanyak 55 orang meninggal dunia dengan 36 orang telah dievakuasi, sementara lainnya masih tertimbun didalam tumpukan longsoran," kata dia pada malam hari.

Wabup melanjutkan 4 orang meninggal dari Kelurahan Waiwerang Kota, Kecamatan Adonara Timur telah dievakuasi oleh Tim SAR dan masyarakat. 1 meninggal di Desa Tobilota, Kecamatan Wotan Ulomado. Sementara 3 orang dari Desa Riang Baran, Kecamatan Wotan Ulomado masih dalam proses pencarian.
 
Dikatakan upaya penanggulangan bencana banjir bandang dan longsor di Flotim ini terhalang dengan akses jalan dan 4 jembatan yang terputus sehingga pihaknya menggunakan upaya bersama dengan masyarakat guna membangun akses darurat yang dipergunakan sebagai jalur bantuan.

"Pemerintah, TNI, Polri dan masyarakat saling bersatu, alat berat telah dikerahkan meskipun kami terhambat akses, apalagi dengan jaringan mati," ujar dia.

"Kami butuh perhatian Presiden Jokowi bersama jajaran terkait agar mengintervensi secepat mungkin penaganan darurat membantu kami. Kami butuh sarana-transportasi karena kalau mengandalkan kemampuan daerah, kami tidak mampu," kata dia Agustinus Payong Boli.

Agustinus Payong Boli Ungkap 60 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur.lelemuku.com.jpg

Ia menyatakan tim SAR bersama masyarakat masih terus melakukan upaya evakuasi. Termasuk melakukan upaya bantuan kesehatan, pakaian dan sembako secara darurat kepada para korban dan pengungsi.

"Saat ini pemerintah bersama TNI/Polri dan staekholder terkait serta masyarakat masih terus melakukan upaya pencarian korban yang belum ditemukan" kata Agustinus Payong Boli.

Bencana yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan ini juga mengakibatkan sebanyak ratusan rumah dan fasilitas umum di 3 kecamatan rusak akibat bandang dan tertimbun longsor.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan, sejumlah akses jalan menuju ke lokasi bencana juga terputus sehingga proses evakuasi dan bantuan kepada para korban bencana terhalang.

BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut.

Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.

Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. (Albert Batlayeri)

Agustinus Payong Boli Ungkap 58 Jenazah Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur Ditemukan

Posted: 04 Apr 2021 03:53 AM PDT

Agustinus Payong Boli Ungkap 58 Jenazah Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur Ditemukan.lelemuku.com.jpg

LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Wakil Bupati Flores Timur (Flotim) Agustinus Payong Boli menyatakan sebanyak 58 jenazah akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flotim, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (04/04/2021) berhasil dievakuasi oleh tim SAR bersama masyarakat.

Kepada Radio Republik Indonesia (RRI) ia mengatakan, jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi masing-masing berasal dari Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng sebanyak  54 orang, dan 4 korban dari Kelurahan Lawerang, Kecamatan Adonara Timur. Sementara 3 orang dari Desa Riang Baran, Kecamatan Wotan Ulomado masih dalam proses pencarian.

"Saat ini pemerintah bersama TNI/Polri dan staekholder terkait serta masyarakat masih terus melakukan upaya pencarian korban tang belum ditemukan" kata Agustinus Payong Boli pada petang hari.

Bencana yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan pada pukul 01.00 WIT pagi dini hari ini juga mengakibatkan sebanyak 40 rumah di Kecamatan Ile Boleng dilaporkan tertimbun longsor.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan, sejumlah akses jalan menuju ke lokasi bencana juga terputus sehingga proses evakuasi dan bantuan kepada para korban bencana terhalang.

Selain itu jaringan telepon dan internet juga putus sehingga koordinasi dari lokasi bencana juga terhambat.

Ia juga mengatakan saat ini petugas BPBD dilapangan masih melakukan pendataan jumlah bangunan yang rusak akibat tertimbun longsor dan terhempas banjir bandang.Termasuk memperbaharui informasi jumlah korban jiwa, luka dan hilang.

Peristiwa naas itu berdampak pada 49 kepala keluarga (KK) di Desa Nelelamadiken di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.

Menurut laporan BPBD Flores Timur, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir, jembatan putus dan puluhan rumah di Desa Lamanele, tertimbun lumpur.

BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut.

Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.

Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. (Albert Batlayeri)

40 Rumah di Ile Boleng Tertimbun Longsor, Akses Evakuasi dan Bantuan Masih Terhambat

Posted: 04 Apr 2021 03:40 AM PDT

40 Rumah di Ile Boleng Tertimbun Longsor, Akses Evakuasi dan Bantuan Masih Terhambat.lelemuku.com.jpg

LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Banjir bandang dan tanah longsor yang disebabkan oleh meningkatnya curah hujan yang menerjang dua desa di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WIT mengakibatkan sebanyak 40 rumah di Kecamatan Ile Boleng dilaporkan tertimbun longsor.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan, sejumlah akses jalan menuju ke lokasi bencana juga terputus sehingga proses evakuasi dan bantuan kepada para korban bencana terhalang.

Selain itu jaringan telepon dan internet juga putus sehingga koordinasi dari lokasi bencana juga terhambat.

Ia juga mengatakan saat ini petugas BPBD dilapangan masih melakukan pendataan jumlah bangunan yang rusak akibat tertimbun longsor dan terhempas banjir bandang.Termasuk memperbaharui informasi jumlah korban jiwa, luka dan hilang.

Untuk sementara 23 orang dilaporkan tewas, sembilan orang luka-luka dan dua orang masih dalam pencarian.

Peristiwa naas itu berdampak pada 49 kepala keluarga (KK) di Desa Nelelamadiken di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur.

Menurut laporan BPBD Flores Timur, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir, jembatan putus dan puluhan rumah di Desa Lamanele, tertimbun lumpur.

BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut.

Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.

Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. (Albert Batlayeri)

23 Warga Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur

Posted: 04 Apr 2021 03:21 AM PDT

23 Warga Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Flores Timur.lelemuku.com.jpg

LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur melaporkan sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi di beberapa kecamatan pada pagi ini, Kamis (4/4/2021), pukul 01.00 waktu setempat.

Hingga pukul 11.45 WIB, BPBD setempat mengoreksi melaporkan korban meninggal sebanyak 23 jiwa, 9 orang luka-luka, dan 2 hilang. BPBD juga melaporkan 49 KK terdampak.

Sementara hampir 100 orang yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan oleh keluarga dan terdata di masing-masing desa. Sehingga total yang masih dicari adalah 4 orang.

20 korban meninggal dan 5 orang luka teridentifikasi di Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Bokeng. 3 korban meninggal lainnya yang berhasil ditemukan di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado.

Sedangkan di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, 2 warganya masih dilaporkan hilang. Sebanyak 4 warga luka-luka telah dirawat di puskesmas setempat.

BPBD juga menyatakan kondisi di lapangan masih hujan deras disertai angin kencang.

BPBD melaporkan kerugian materiil berupa puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Nele Lamawangi, Kecamatan Ile Bokeng.

Selain itu, ada rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir serta jembatan putus di  Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur. Aparat pemerintah desa masih terus melakuka pendataan di lapangan.

Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat.

Kendala di lapangan yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sedangkan hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat. (BNPB)

20 Tewas dan 100 Hilang Akibat Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Flores Timur

Posted: 04 Apr 2021 03:22 AM PDT


LARANTUKA, LELEMUKU.COM - Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng, Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado dan Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) dini hari.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 20 warga meninggal dunia dam 9 orang terluka dalam bencana banjir bandang yang menerjang dua desa tersebut.

Sedikitnya, ada 100 orang yang dilaporkan hilang dan 40 rumah yang tertimbun longsor dengan 49 kepala keluarga terdampak bencana akibat bibit badai siklon tersebut.

Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Alfonsus H Betan mengatakan saat ini petugas BPBD di lapangan masih melakukan pendataan.

"Petugas BPBD bersama TNI dan Polri sedang mencari korban yang hilang akibat tertimbun longsor," papar dia.

Saat ini, kata dia, Bupati Flotim, Antonius Hubertus Gege Hadjon bersama dengan sejumlah pihak sedang berada di lokasi untuk meninjau sejumlah lokasi bencana di daerah itu.

Sejumlah akses jalan menuju ke lokasi juga terputus sehingga proses evakuasi cukup terhambat, jaringan telpon dan internet juga putus sehingga koordinasi dari lokasi bencana juga terhambat.

Menurut Kepala Desa Nele Lamadike, Pius Pedang Melai puluhan warga yang belum ditemukan dicari dengan alat tradisional dan secara manual, tanpa menggunakan alat berat, selain karena hujan masih terus mengguyur wilayah itu.

Pemerintah, kata dia telah mengirim alat berat ke lokasi kejadian untuk membantu proses pencarian korban.

Informasi yang dihimpun, di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur dilaporkan dua orang warga yang hilang dan belum ditemukan. Rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir hingga jembatan putus.

Sementara empat warga yang mengalami luka-luka tengah menjalani perawat intensif di puskesmas setempat.

Tiga warga yang juga dilaporkan hilang berada di Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado. (Gilang)

Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Bantu Evakuasi Reruntuhan Gedung SMP di NTT

Posted: 04 Apr 2021 02:15 AM PDT

Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Bantu Evakuasi Reruntuhan Gedung SMP di NTT

TIMOR TENGAH UTARA, LELEMUKU.COM - Prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad turun tangan untuk proses evakuasi reruntuhan gedung sekolah akibat tanah amblas di SMP Satap Negeri Noebesi, Desa Noepesu, Kecamatan Miomafo, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Jumat (2/04/2021).

Ambruknya bangunan sekolah diakibatkan oleh kondisi tanah yang labil dimana telah diguyur hujan selama 4 hari berturut-turut yang mengakibatkan tanah amblas dan bangunan yang ada diatasnya ikut runtuh. 

Melihat kondisi tersebut prajurit Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat dipimpin oleh Pasiter Satgas Kapten Arm Anak Agung Anom Wardana bekerja sama dengan pihak Polsek Miomaffo Barat dan Masyarakat, bergotong royong untuk mengevakusi barang2 yang masih bisa diselamatkan seperti meja, kursi, komputer, buku bacaan dan rak-rak buku untuk di simpan di tempat yang lebih aman mengingat curah hujan di daerah tersebut masih tinggi sehingga di khawatirkan akan terjadinya longsor susulan. 

Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Bantu Evakuasi Reruntuhan Gedung SMP di NTT

Bangunan sekolah ini merupakan bangunan yang baru dibangun kurang lebih 2 bulan lamanya dan masih dalam tahap pemantauan dinas pendidikan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena pada saat kejadian amblasnya bangunan dalam keadaan kosong pukul 21.00 WITA.

Kepala sekolah SMP Satap Negeri Noebesi, Yustina Natun, S.Pd., (49) sangat berterimakasih dan merasa sangat terbantu akan kehadiran TNI dan Polri dalam pengevakuasian sekolah tersebut.

"Saya selaku Kepala sekolah di sekolah ini berterimakasih kepada TNI dan Polri karena telah rela membantu kami disini, dan dengan hadirnya bapak-bapak TNI dan Polri kami merasa keamanan kami sudah terjamin", ungkapnya ditemui saat kegiatan evakuasi,  Minggu(4/4/2021).

Sementara itu Ketua Komite sekolah Siprianus Anin mengatakan akan terus menjalin kerja sama dengan TNI dan Polri dalam perencanaan pemulihan bangunan sekolah kedepannya.(PensatgasArm6)